Tragedi Mukena Ramadhan
May 18, 2015
Mengenang masa kecil semasa
ramadhan apalagi saat zaman SD membuat saya tersenyum sendiri, aah begitu enak menjadi anak kecil
saat itu. Ramadhan menjadi bulan yang ditunggu ketika saya kecil karena banyak
perbedaan dengan 11 bulan lainnya seperti jam sekolah yang singkat, sahur dan
berbuka selalu bersama keluarga, belanja pabukoan, sholat tarawih di masjid,
tugas mencatat ceramah ustad, bikin kue bersama dan beli baju baru.
Sekarang tetap saya tunggu ramadhan tapi dengan cara orang dewasa yaitu berharap bisa borong pahala, katanya setiap amalan di ramadhan itu bernilai pahala.
Sekarang tetap saya tunggu ramadhan tapi dengan cara orang dewasa yaitu berharap bisa borong pahala, katanya setiap amalan di ramadhan itu bernilai pahala.
Banyak keseruan semasa kecil dibulan ramadahan
yang bisa selalu terkenang , salah satunya keseruan sholat tarawih. Shalat
tarawih yang berjumlah 8 rakaat ditambah witir 3 rakaat membuat terasa berat
jika dikerjakan oleh anak kecil. Akhirnya saat tarawih menjadi saat yang
digunakan untuk menjahili teman.
Ketika tarawih biasanya teman-teman mengikatkan ujung mukena dengan teman lain, karena saya udah hafal dengan trik mereka maka saya sengaja sholat dekat orang dewasa dan ternyata kena juga. Saat selesai sholat witir saya berlari cepat-cepat tujuannya supaya cepat dapat tandatangan dari ustad .
Tugas agama selama ramadhan adalah dengan mencatat kesimpulan ceramah ustad kemudian meminta tanda tangan dan stempel masjid. Saat minta tanda tangan buku catatan ditumpuk , naah saat seperti ini banyak yang curang dengan memotong antrian meletakan buku yang dibawah ke atas.
Ketika tarawih biasanya teman-teman mengikatkan ujung mukena dengan teman lain, karena saya udah hafal dengan trik mereka maka saya sengaja sholat dekat orang dewasa dan ternyata kena juga. Saat selesai sholat witir saya berlari cepat-cepat tujuannya supaya cepat dapat tandatangan dari ustad .
Tugas agama selama ramadhan adalah dengan mencatat kesimpulan ceramah ustad kemudian meminta tanda tangan dan stempel masjid. Saat minta tanda tangan buku catatan ditumpuk , naah saat seperti ini banyak yang curang dengan memotong antrian meletakan buku yang dibawah ke atas.
Perlu ada yang mengawasi saya
berlari kedepan saat itu tangggggggggg,.... .antara percaya dan tidak . Saya lupa menchek mukena apakah ujungnya
terikat atau tidak. Rupanya teman-teman mengikat ujung mukena saya dengan teman
lain , saya berdiri saat teman masih duduk sehingga terjadi gaya tarik menarik yang
besar di mukena secara tiba-tiba dan saya terjatuh.
Saat saya kecil mukena parasut belum ada sehingga saya tidak menyadari ada yang tidak beres. Sakitnya tidak seberapa tapi malunya itu yang besar banget. Sambil menahan malu berdiri dan cepat-cepat mengambil catatan ramadhan.
Saat saya kecil mukena parasut belum ada sehingga saya tidak menyadari ada yang tidak beres. Sakitnya tidak seberapa tapi malunya itu yang besar banget. Sambil menahan malu berdiri dan cepat-cepat mengambil catatan ramadhan.
0 komentar
Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung