Saturday, 23 January 2016

Mengenang Kehilangan Dompet Spesial

Mengenang kehilangan dompet

Kehilangan... apapun itu dan berapapun nilainya pasti nyesak. Selama apapun kejadiannya pasti teringat juga baik bentuk, jenis dan warnanya.
Cara terbaik untuk mengurangi rasa sakitnya yah dengan menyalahkan diri sendiri dan mengambil pelajaran berharga didalamnya

Bicara kehilangan, saya pernah mengalaminya sekali. Bahkan saking kesalnya saya buang si pembawa sialnya. Daripada berbelit yuk dengarkan cerita lengkapnya

Pada tahun 2011 saya kehilangan sebuah dompet didalam bis kota sepulang kuliah . Oh iya.. .Masa itu belum ada busway apalagi ojek online .Jadi pilihannya kalau ngampus antara bus dan angkot .

Bis kota saya pilih karena bisa sekali  jalan kekampus ,tinggal turun dipersimpangan dilanjutkan dengan jalan kaki yang lumayan. Cepat dan murahkan?  Konsekuensinya capek, dan parfum bercampur bau keringat.  Jika memilih naik angkot harus nyambung dan lama karena biasanya menunggu penuh.

Tipe Bis kota dipadang adalah penumpang penuh bahkan sampai berdiri dan diiringi musik yang menghentakkan telinga. Mau turun dari bis harus tepuk tangan yang kencang ,kalau Cuma andalkan mulut sembari berkata kiriiii... da, percuma takkan didengar oleh sopirnya.

Saat bis berhenti harus segera turun karena mereka akan langsung gas. Kasian jika yang naik itu ibu-ibu paruh baya dan bawa anak lagi.

Hari itu saya banyak kegiatan selain ke kampus, kerumah teman dan ke toko buku di pasar. Betapa hari terasa melelahkan. Di bis kota saya tidak kebagian tempat duduk, biasanya selalu ada lelaki yang berhati malaikat akan memberikan kursinya kepada perempuan yang berdiri tapi tidak kali ini. Saya harus bergelantungan untuk menjaga keseimbangan badan. Pandangan mata berkunang saat lapar dan lelah berkolaborasi membuat tidak waspada dari biasanya.

Kebiasaan sebelum naik bis,ongkos sudah ada jadi saat kenek menagih tinggal ambil di saku celana. Bahkan, demi mempercepat perpindahan uang ketangan kenek sengaja pakai uang kecil. Saya paling anti mengeluarkan dompet apalagi saat berdiri bergelantungan keseimbangan tidak bagus ditambah lagi penumpangnya padat.  Dan juga pesan bang napi selalu terngiang" kejahatan terjadi karena ada kesempatan ,

Akhirnya sampai juga di kos-kosan rasanya lega banget bisa keluar dari tumpukan manusia yang banyak tersebut.

Keesokan harinya...adik saya minta duit receh untuk fotokopi dan ketika buka tas jantung berhenti sesaat. Berharap ini mimpi ternyata nyata, Ya tuhan dompet telah hilang. Saya masih belum yakin dan bongkar tas sekali lagi berpikir mungkin menyelip diantara buku dan harapan itu tidak terjadi .Hilang sudah

Ingin rasanya meraung-raung tapi dihalangi malu karena kamar dipenuhi anak kos . Reaksi yang keluar adalah diam sembari menenteskan air mata .

Lenyap sudah uang, KTP dan flashdish. Flasdis saya kecil dan banyak isinya jadinya biar aman disimpan di dompet . Saya yakin peristiwa kehilangan itu terjadi diatas bis kota karena saat itu penumpang padat dan juga tas saya tidak diarahkan kedepan, mungkin ada yang beraksi saat lengah. 

Hari berikutnya terasa berat  semua biaya hidup sebulan hilang sekejap, Ktp susah ngurusnya dan flasdish saya berisi data untuk menyusun skripsipun raib. Walaupun begitu masih sedikit bersyukur karena uang kos udah dibayar jadinya aman dikit.

Sedih kehilangan harta benda juga karena k dompetnya. Dompet itu pemberian seseorang yang sangat berarti.
Saking kesalnya saya sampai buang tas yang menyebabkan kesialan tersebut. Hikmah yang bisa diambil adalah harus waspada walaupun tubuh capek .

tulisan ini diikutkan dalam giveaway kehilangan oleh Nfirmansyah dan Elisa 

4 comments:

  1. Emang harus hati2 ya mbak klo naik transportasi umum. Apalgi klo pnumpangnya membludak.
    Semoga ada hikmah di balik kejadian itu ya mbak.e
    Salam kenal...

    ReplyDelete
  2. turut berduka kak atas dompetnya. memang harus terus waspada apalagi ditempat keramaian.
    oh iya kak jika berkenan minta folbacknya ya :)

    ReplyDelete

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung