Ketika Fomo dan Sosmed Menjajah Kehidupan
February 22, 2017
Mengawali pagi dengan mengecek notifikasi yang terjadi di sosial media (sosmed), sembari beraktifitas masih melakukannya. Malam hari menjelang terlelap diperaduan masih berhubungan dengan sosmed. Saya tidak mau kehilangan update dan peristiwa penting yang terjadi setiap hari .
Mengintip peristiwa yang tejadi makin mengasyikkan sejak ada smartphone. Aksesnya bisa dimana saja dalam situasi apapun, dan posisi favorit saya adalah sambil leyeh-leyeh dikasur. *Benar-benar menikmati hidup ya
Bahkan ketika baterai low saya tak akan melepaskan smartphone dari genggaman. Mencari colokan listrik atau gunakan power bank , intinya tidak tahan jauh dari smartphone.Perasaan terasa gelisah jika melewatkannya dalam waktu yang lama. Saya telah terjajah, harus memulai dan mengakhiri hari dengan sosmed . Tanpa sadar telah kecanduan, dan ternyata ini menimbulkan penyakit bernama kecemasan sosial atau FOMO(Fear of Missing Out)
Selain cemas gejala FOMO adalah perasaan aneh dan terisolasi saat berada ditengah keramaian. Merasa menjadi orang sibuk dengan tak hentinya mengakses sosmed membuat saya mulai mengacuhkan orang disekitar. Kadangkala dalam berkomunikasi itu tidak sopan, berbicara tanpa memperhatikan lawan bicara *jangan ditiru
Jika dibiarkan gangguan ini berdampak pada hubungan dengan keluarga, teman atau bahkan rekan kerja. Mereka tersinggung dan tidak mau bersosialisasi. Ini gawat sebab sosialisasi merupakan sebuah kebutuhan dasar manusia.
Ada teori yang mengatakan FOMO disebabkan oleh putus asa di dunia sosial, sehingga orang itu mulai mencari cinta dan perhatian dari dunia maya ketika mereka tidak mendapatkan di kehidupan nyata.Saya kurang setuju sebab menurutku Introvert menjadi biang keladinya.
FOMO berpengaruh dalam kehidupan tapi tidak perlu panik sebab dapat dikendalikan. Caranya dengan membatasi sosmed dan memperbanyak kegiatan fisik, membaca buku, menulis dsb.*pokoknya ada kegiatan
Alhamdulillah saya berhasil keluar dari FOMO sejak menikah, berbagai kegiatan IRT menyita waktu sehingga tidak lagi membuang waktu dengan mengintip sosmed. Apalagi sekarang berbagai berita hoak yang menghias sosmed membuat saya beralih dari facebook dan twitter kepada instagram.
Hari ini telah terjadi perubahan dalam penggunaan media sosial . Sebelumnya user menggunakannya untuk berbagi, menginformasikan dan menciptakan hal yang bermanfaat sekarang lebih banyak kepada penyebaran kebencian, fitnah. Sosmed yang telah terkena itu meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum.
Instagram bisa dikategorikan sosmed sebab ada komunikasi yang terjadi melalui fotografi. Selain foto di instagram juga bisa melihat meme, meme menghibur karena sindiran yang terjadi dibuat dengan kalimat dan foto kreatif . Selain itu di instagram berbagai tutorial banyak beredar dan kita bisa mengomentarinya. Kekurangannya adalah tidak bisa melakukan chat langsung dengan pemilik akun.
Instagram saat ini lebih dinikmati sebab belum terkontaminasi dari hoak dan ada pemakaian filter hingga optimalisasi hashtag untuk mengelompokkan tema foto. Walaupun menjadi pilihan baru saya tidak mau terjebak FOMO lagi, sekarang membatasi waktu . yaitu tidak lebih dari 4 jam sehari di sosmed.
Tulisan Ini Diikutsertakan dalam Lomba Blog Taruna Ngeblog First Anniversary”
sumber foto : pixabay
4 komentar
Dalam banget pengalamannya Mba, makasih sudah berbagi tentang fenomena FOMO
ReplyDeleteIya ...Mbak
DeleteBenar banget ya. Setuju kalau media sosial jangan sampai membuat kita menjadi makhluk anti sosial.
ReplyDeleteBanyak yang kayak gitu sekarang mbak
DeleteHai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung