7 Pertanyaan yang Tak Putus Ditanyakan Dalam Fase Kehidupan
March 22, 2019
Setelah lulus SMA saya mulai memasuki fase kehidupan untuk menjawab pertanyaan yang tak kunjung usai.
Habis jawab satu muncul pertanyaan lainnya. Hadeh...capek dan bosan tapi ngak begitu dengan yang nyinyir (bertanya). Mereka lempeng aja gitu , lah kita kesakitan dengan mulutnya . Kok sarkasme? Entahlah mungkin karena kesemua (pertanyaan) seperti sebuah penyudutan untuk diri ini.
Tak jarang saya merasakan seperti sebuah teror, mungkin bawaan saya yang sensitif. Bukannya saya memaksa orang untuk memahami diri ini tapi takkan ada yang tahan jika mendapatkan pertanyaan terus menerus untuk hal yang sama . Iya kan?
Kepo, bukan kata yang baru. Semua orang paham maknanya, rasa ingin tahu. Orang yang kepo akan mencari tahu semua hal dari yang receh walaupun ngak ada ada hubungan dengannya. Kepo itu bikin baper dan galau orang yang jadi korban. Siapa yang tahan banting dengan orang jenis ini.
Sebenarnya kepo itu ngak semuanya salah, ada kok yang maksudnya baik. Contohnya beneran pengen tahu kabar kita dan pertanyaannya itu sebagai bentuk care-nya. Selain kepo, yang bikin orang rajin bertanya adalah basa-basi.
Nggak ada yang salah sih dengan basa-basi, malahan keberadaannya sebagai pembuka pembicaraan atau pengakraban ye kan. Ngak mungkin, kita tu de poin saat udah lama ngak ketemu, mau minta tolong . Perlu awalan sebelum menuju topik, tapi yang salah itu kenapa orang-orang menjadikan pertanyaan yang menurut saya sifatnya sensitif.
Padahal masih banyak jenis pertanyaan umum yang ngak melukai pihak yang ditanya. Piciak jangek surang baru taraso sakiknyo, ungkapan minang ini mengajarkan kita sebelum menyerang orang dengan pertanyaan menyudutkan, coba dibalik posisi penanya. Sakitkan?
Beberapa pertanyaan yang sering didapatkan orang dan jangan-jangan kita pernah melakukannya juga
1.kuliah dimana
Ini masa tamat SMA ketemua teman lama tapi ngak sekampus kemudian bertanya kuliah dimana atau jurusan apa? Terus kita jawab dan tidak lama dia dengan expresi sengaknya pamer kampus.
2. Skipsinya udah nyampe mana
Pengen jawab udah nyampai bulan, mau ikut ngak.. Kadang ya, orang yang lambat skripsinya bukan karena lalai atau malas tapi ada kendalanya seperti dosen pembimbing banyak jadwal keluar, dosen minta skripsinya berbeda dari yang lain, kebanyakan dicoret pembimbing. Atau mahasiswanya belum ketemu topik yang mau dibahas.
3.Kapan Wisuda
Mahasiswa tahap akhirlah yang tau rasanya, saat teman seangkatan udah melesat wisuda sedang akan dia masih berkutat dengan menunggu Acc dosen .
Eh datang si pengacau, bertanya pulak kapan wisuda . Orang ini sekedar melepaskan kekepoan dan basa-basinya, dia tak melihat perjuangan orang untuk bisa mencapai titik tersebut.
Baca: fresh graduate , pahami lagi arti sebuah wisuda
4.Kerja Dimana?
Geser toga udah kita masih aja ketemu pertanyaan nyebelin kerja dimana. Padahal ya, habis wisuda kita butuh sedikit waktu untuk mencari kerja atau ciptakan pekerjaan.
Baca: saya masih ingin menjadi wanita pekerja, inilah alasannya
Pertanyaan kerja dimana itu paling berat dari pertanyaan sebelumnya. Ada tekanan yang berat sebab melihat teman udah kerja ditambah lagi orang tua yang menghendaki anaknya yang udah disekolahkan tinggi-tinggi bisa dapet kerjaan yang mapan.
Jujur ya, pertanyaan"Kerja dimana" menjadi beban yang harua dipikul. Rasa bersalah tidak bisa mewujudkan keinginan orang tua.
5.Kapan Nikah
Pengen jawab " tanya tuha aja gih " kok gitu? Ya iyalah takkan ada yang tahu jawabannya, semua itu rahasia ilahi. Jadi jika ada yang ditanya bakalan bingung menjawabnya.
Nah yang paling sebel itu saat ditanya kapan waktunya (nikah) jangankan jawab, calon pun belum ada. Gimana ngak bikin baper.
Perempuan mudah baper jika berkaitan dengan hubungan. Apalagi jika teman seangakatan, seumuran, sepermainan udah duluan berdua. Duh... Gimana ini?
Hal lain yang bikin baper saat lambat menikah adalah stigma bahwa perempuan ini akan sulit punya anak.
6. Udah Isi Belum?
Habis nikah beberapa bulan datang lagi pertanyaan udah isi. Hadeww... belum tentu orang sama ama kita. Bisa aja ingin pacaran halal dulu , karier, lanjutin sekolah yang tertunda atau sudah pengen punya anak tapi belum diberi amanah.
Pertanyaan ini sangat bisa memengaruhi pikiran dan perasaan saya. Tak jarang baperan berhari-hari hanya karena ceplas -ceplos orang. Dia seenaknya bertanya sedangkan kami berjuang dan memasrahkan diri untuk diberi amanah tersebut
7. Saat punya anak
Punya anak pun masih dinyinyirin ditanya cara anak lahir normal atau caesar? Kenapa ngak ASI ekslusif? Kapan tambah anak. Dsbnya.
Baca: terima kasih ibu telah menjadi madrasah pertama
Saat ini saya masih ditahap pertanyaan keenam. Dalam menjawab setiap kepo orang awalnya masih bisa ditahan tapi lama kelamaan saya merasa jenuh dan mulailah merasa diteror.
Perjalanan hidup ini kita takkan pernah tahu, termasuk saat menjawab pertanyaan diatas. Menurut saya dari pada kepo atau basa-basi yang nyakitin orang lain lebih baik mendoakan dan membantunya.
Selalu ingat peduli menurut kita belum tentu bikin senang orang.
Habis jawab satu muncul pertanyaan lainnya. Hadeh...capek dan bosan tapi ngak begitu dengan yang nyinyir (bertanya). Mereka lempeng aja gitu , lah kita kesakitan dengan mulutnya . Kok sarkasme? Entahlah mungkin karena kesemua (pertanyaan) seperti sebuah penyudutan untuk diri ini.
Tak jarang saya merasakan seperti sebuah teror, mungkin bawaan saya yang sensitif. Bukannya saya memaksa orang untuk memahami diri ini tapi takkan ada yang tahan jika mendapatkan pertanyaan terus menerus untuk hal yang sama . Iya kan?
Kepo, bukan kata yang baru. Semua orang paham maknanya, rasa ingin tahu. Orang yang kepo akan mencari tahu semua hal dari yang receh walaupun ngak ada ada hubungan dengannya. Kepo itu bikin baper dan galau orang yang jadi korban. Siapa yang tahan banting dengan orang jenis ini.
Sebenarnya kepo itu ngak semuanya salah, ada kok yang maksudnya baik. Contohnya beneran pengen tahu kabar kita dan pertanyaannya itu sebagai bentuk care-nya. Selain kepo, yang bikin orang rajin bertanya adalah basa-basi.
Nggak ada yang salah sih dengan basa-basi, malahan keberadaannya sebagai pembuka pembicaraan atau pengakraban ye kan. Ngak mungkin, kita tu de poin saat udah lama ngak ketemu, mau minta tolong . Perlu awalan sebelum menuju topik, tapi yang salah itu kenapa orang-orang menjadikan pertanyaan yang menurut saya sifatnya sensitif.
Padahal masih banyak jenis pertanyaan umum yang ngak melukai pihak yang ditanya. Piciak jangek surang baru taraso sakiknyo, ungkapan minang ini mengajarkan kita sebelum menyerang orang dengan pertanyaan menyudutkan, coba dibalik posisi penanya. Sakitkan?
Beberapa pertanyaan yang sering didapatkan orang dan jangan-jangan kita pernah melakukannya juga
1.kuliah dimana
Ini masa tamat SMA ketemua teman lama tapi ngak sekampus kemudian bertanya kuliah dimana atau jurusan apa? Terus kita jawab dan tidak lama dia dengan expresi sengaknya pamer kampus.
2. Skipsinya udah nyampe mana
Pengen jawab udah nyampai bulan, mau ikut ngak.. Kadang ya, orang yang lambat skripsinya bukan karena lalai atau malas tapi ada kendalanya seperti dosen pembimbing banyak jadwal keluar, dosen minta skripsinya berbeda dari yang lain, kebanyakan dicoret pembimbing. Atau mahasiswanya belum ketemu topik yang mau dibahas.
3.Kapan Wisuda
Mahasiswa tahap akhirlah yang tau rasanya, saat teman seangkatan udah melesat wisuda sedang akan dia masih berkutat dengan menunggu Acc dosen .
Eh datang si pengacau, bertanya pulak kapan wisuda . Orang ini sekedar melepaskan kekepoan dan basa-basinya, dia tak melihat perjuangan orang untuk bisa mencapai titik tersebut.
Baca: fresh graduate , pahami lagi arti sebuah wisuda
4.Kerja Dimana?
Geser toga udah kita masih aja ketemu pertanyaan nyebelin kerja dimana. Padahal ya, habis wisuda kita butuh sedikit waktu untuk mencari kerja atau ciptakan pekerjaan.
Baca: saya masih ingin menjadi wanita pekerja, inilah alasannya
Pertanyaan kerja dimana itu paling berat dari pertanyaan sebelumnya. Ada tekanan yang berat sebab melihat teman udah kerja ditambah lagi orang tua yang menghendaki anaknya yang udah disekolahkan tinggi-tinggi bisa dapet kerjaan yang mapan.
Jujur ya, pertanyaan"Kerja dimana" menjadi beban yang harua dipikul. Rasa bersalah tidak bisa mewujudkan keinginan orang tua.
5.Kapan Nikah
Pengen jawab " tanya tuha aja gih " kok gitu? Ya iyalah takkan ada yang tahu jawabannya, semua itu rahasia ilahi. Jadi jika ada yang ditanya bakalan bingung menjawabnya.
Nah yang paling sebel itu saat ditanya kapan waktunya (nikah) jangankan jawab, calon pun belum ada. Gimana ngak bikin baper.
Perempuan mudah baper jika berkaitan dengan hubungan. Apalagi jika teman seangakatan, seumuran, sepermainan udah duluan berdua. Duh... Gimana ini?
Hal lain yang bikin baper saat lambat menikah adalah stigma bahwa perempuan ini akan sulit punya anak.
6. Udah Isi Belum?
Habis nikah beberapa bulan datang lagi pertanyaan udah isi. Hadeww... belum tentu orang sama ama kita. Bisa aja ingin pacaran halal dulu , karier, lanjutin sekolah yang tertunda atau sudah pengen punya anak tapi belum diberi amanah.
Pertanyaan ini sangat bisa memengaruhi pikiran dan perasaan saya. Tak jarang baperan berhari-hari hanya karena ceplas -ceplos orang. Dia seenaknya bertanya sedangkan kami berjuang dan memasrahkan diri untuk diberi amanah tersebut
7. Saat punya anak
Punya anak pun masih dinyinyirin ditanya cara anak lahir normal atau caesar? Kenapa ngak ASI ekslusif? Kapan tambah anak. Dsbnya.
Baca: terima kasih ibu telah menjadi madrasah pertama
Saat ini saya masih ditahap pertanyaan keenam. Dalam menjawab setiap kepo orang awalnya masih bisa ditahan tapi lama kelamaan saya merasa jenuh dan mulailah merasa diteror.
Perjalanan hidup ini kita takkan pernah tahu, termasuk saat menjawab pertanyaan diatas. Menurut saya dari pada kepo atau basa-basi yang nyakitin orang lain lebih baik mendoakan dan membantunya.
Selalu ingat peduli menurut kita belum tentu bikin senang orang.
0 komentar
Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung