Outif of the day, baju apa yang dipakai hari ini. Konsepnya adalah menunjukkan pakaian apa yang benar-benar dipakai untuk beraktivitas dalam satu hari. Tak sekadar memamerkan gaya saja , lebih kepada semacam rekomendasi untuk padu padan apalagi bagi hijaber. Rasanya agak gimana gitu kalau tabrak warna.
Pecinta fashion mulai dari fashion blogger, fashion editor, model, selebriti dan juga fashionista sering menggunakan hashtag untuk menunjukkan gaya khas .Kehadiran mereka ini menjadi cara baru untuk mendongkrak penjualan online. Cara kerjanya sederhana, cukup memposting gambar diri memakai busana dari label yang mengendorse disertai caption nama brand.
Berbeda dengan diingris, kaum milenial tetap menggandrungi ootd tapi akan menjual kembali pakaian yang telah dibelinya. Berdasarkan data perusahaan penyedia jasa kartu kredit asal Inggris Barclaycard, pada Agustus 2018, 1 dari 10 orang membeli baju dengan tujuan untuk dikembalikan setelah mereka mengunggah foto di Instagram bersama busana tersebut.
Fenomena pakai dan jual kembali pakaian membuat Lini retail daring Asos dan Boohoo membentuk sistem pengelolaan pengembalian barang. Bahkan, mereka melatih para staf agar lebih terampil dalam merawat barang yang dikembalikan pelanggan. Bagi mereka, fenomena ootd satu mata rantai dari proses penjualan barang tanpa takut merasa rugi.
Pada tahun 2017, badan amal Hbbub pernah melakukan penelitian terhadap pria dan wanita berusia 18-25 tahun terkait kenyamanan mereka dalam mengenakan busana. Hasil penelitian menunjukkan 47% wanita merasa perlu mengenakan busana berbeda setiap bepergian. Survei tersebut juga menunjukkan satu dari enam orang enggan mengunggah foto di media sosial dengan busana yang sama.
Melihat hal ini blogger fesyen asal Amerika Serikat Stassi Schroeder bahkan menggagas libur OOTD Day. Usaha yang dilakukan dengan menggalang petisi dan pada Juni lalu, ia mengunggah foto diri di samping sertifikat yang menunjukkan hari OOTD nasional sudah resmi diusulkan ke sebuah situs bernama National Day Calendar pada tanggal 30 Juni.
Harapannya orang tak lagi belanja pakaian hanya untuk difoto kemudian tak lagi menggunakan. Demi mewujudkan upaya zero waste. Ternyata pakaian menyumbang sekian persen untuk pencemaran lingkungan.
Jadi,cara terbaik zero waste adalah merasa cukup dimulai dari lemari. Artinya nggak membeli pakaian kalau tak butuh. Gunakan yang ada dilemari, lalu bagaimana dengan ootd? Tak perlu ikut-ikutan .
No comments:
Post a Comment
Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung