Lika-liku Memulai Hidup Baru
April 26, 2019
Bangun, kita sudah nyampe "
Ya sahutku, menanggapi dengan sekenanya suara lembut itu, tapi mata masih terpejam melanjutkan mimpi.
Tak lama sebuah guncangan disertai suara masuk lagi ke liang telinga, memaksaku masuk ke alam sadar.
"Dimana kita? Mana yang lain? "Tanyaku dengan penuh kepanikan. Sembari mengumpulkan ingatan melihat isi bus telah kosong yang tersisa hanyalah kami . Lampu masih menyala berarti Ini masih malam, mungkin bus rusak pikirku.
Seolah bisa membaca pikiran , lelaki itu menjelaskan kita tak masuk terminal tapi bus berhenti di pullnya. Semua orang telah turun setengah jam yang lalu.
Kegelisahan akan pergi jauh dari rumah membuatku susah tidur, perjalanan 13 jam ini hanya diisi dengan tidur 3 jam.
Baru akan menikmati istirahat dari semua pikirkan udah terbangun dengan penuh kekagetan. Bikin tubuh tak stabil. Demi mencegah limbung dia menuntunku menuruni bis. So sweet
Ayam belum berkokok tapi aktivitas mengais rupiah telah dimulai, bergantian tukang ojek nyamperin kami menawarkan jasanya. Inilah pengalaman pertama melihat langsung orang bekerja di sepertiga malam.
Sungguh aku bingung. Kemana lagi lelaki ini akan membawaku, berapa lama lagi akan sampai. Kegelisahan memasuki tempat asing yang akan berbeda budaya menyiksa banget. Rasanya pengen nangis, berlari pulang kepelukan hangat ibu.
Imposibel, ratusan km jarak telah memisahkan diri ini dengan kampuang nan tacinto. Berat meninggalkan semua cinta dan kenangan tapi mau dikata apa.
Ketika lelaki spesial menggenggam tangan Papa, dada ini bergemuruh dan melunturkan ketenangan dalam diri. Yah...sebentar lagi aku akan menjadi bagian dirinya dan memiliki tanggung jawabnya baru.
Akan pergantian pemain antara Papa dan dia dalam hal menjagaku. Rasa haru luruh dan memancing derai air mata bercampur bahagia ketika kata syah berkumandang.
Pernikahan tak sekedar pengubahan status, pencaharian kebahagian, penghalalan sesuatu perbuatan tapi lebih dari itu. Adanya perjanjian yang besar dan sakral yang bisa disamakan antara Allah dengan rasulnya.
Perjanjian itu bernama Miitsaaqan ghaliizhaa . Dalam alquran , penyebutannya secara jelas bisa dilihat dalam
(QS. An-Nisa:21) yang berbunyi
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, Padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat. )
Kenapa dibahas jelas di alquran? Didalam pernikahan begitu banyak ujian dan ibadah. Menyatukan 2 orang yang berbeda kultur dan budaya dan tak jarang juga karakter dalam satu ikatan itu sulit banget. Berbagai permasalahan datang dan pergi yang menuntut kesabaran.
Ditambah lagi pernikahan melahirkan tanggung jawab dan hak baru pada kedua belah pihak. Keduanya (tanggung jawab dan hak) harus dijaga keseimbangannya
Sambil menunggu pagi kami duduk dipul bis, memandangi jalanan yang mulai ramai. Kemudian mencari sarapan dan melanjutkan 3 jam perjalanan dengan travel.
Seperti inikah lika -liku kehidupan baru ? Berpisah jauh dengan orangtua dan mengikuti suami ketempat yang asing yang harus ditempuh dengan 16 jam perjalanan .
Badan mau remuk rasanya belum lagi aroma tubuh ngak bersahabat. Pengen ketemu sama teman terbaik yaitu kasur dan air untuk mandi. Kegelisahku makin meningkat setelah melewati fase 2 jam dijalan . Semua pemandangan berbeda , tidak ada lagi jalan raya yang selalu ramai oleh bermacam kendaraan.,
Kami memasuki persimpangan jalanan yang banyak berlubang .Jika sopir travel tak hafal medannya maka tubuh ini akan terhentak .Bergoyang kesana kemari.
Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah pohon sawit dan akasia. Ngak nyangka bisa melihat live pohon sawit. Suasana hutan kerasa banget ,hal ini makin membuatku nyinyir tak berhenti bertanya kapan sampai.
Sesekali kami bertemu dengan mobil pengangkut kayu yang konvoi dan jika ada yang berlawanan arah kami harus pelan-pelan demi mencegah kecelakaan.
Begitulah resiko melewati jalanan ini saat musim kemarau, debu membumbung diudara mengaburkan jarak pandang. Lain lagi ceritanya dimusim hujan perlu alat berat untuk membersihkan jalan . Ya tuhan mimpikah diri ini berada di sini ?
Sebelum mendapatkan perumahan kami tinggal dulu di mess dan sebuah kejadian tak mengenakkan pun terjadi. Suami kehilangan motornya.
Sejujurnya saya tak siap dengan kondisi ini, beberapa kali meyakinkan diri setiap orang punya perjalanan berbeda saat memulai hidup baru. Ada yang bahagia dan tak jarang diawali duka.
Satu yang pasti adalah jika hal berat dijalani bersama orang terkasih bikin greget .
0 komentar
Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung