Friday, 19 April 2019

Membantu Sesama Tanpa Merasa Berat dengan Membumikan Zakat Profesi/Penghasilan

Berbagi tidak akan membuatmu kekurangan. Kalimat ini sudah lama saya dengar tapi kebenarannya terasa saat masuk dunia kerja.

Seorang teman berprofesi sebagai perawat gigi mempraktikkannya, ketika mendapat pasien yang membersihin karang gigi dia tak pelit berbagi. Hasil kerjanya akan kami cicipi juga, padahal kami membantunya seupil.

Teman ini berbeda dengan PNS lainnya, dia care dengan para THL (tenaga harian lepas). Bukan rahasia lagi tenaga kerja jenis ini tak ubahnya anak magang cin. Disiplin seperti PNS, dituntut kerja keras tapi antara rela dan tidak menerima kenyataan kagak digaji tiap bulan.

Uang lelah didapatkan saat ada yang mau ngasih, seperti teman yang peduli ini. Kalau ngak, sudah nikmati aja kepedihan itu.

Ketika orang hitung gaji,  jasa medis setiap bulan kita cukup dengar dan lihat aja.
Jika dibikin tingkatannya maka THL paling sedih nasibnya. Disusul oleh honorer, mendapatkan gaji kecil walaupun pembayarannya kadang dirapel.

Tau ngak yang bikin THL bertahan di suatu instansi? berharap dimasukkan namanya dalam data base seperti honorer. Segitu pentingkah? Yup, ketika sudah didata maka akan diprioritaskan saat ada pengangkatan PNS dibandingkan dari jalur umum.

Setiap pilihan ada konsekuensinya begitu juga THL, siap korban perasaan ngak digaji tapi diberi tugas sama dengan PNS. Dan merapalkan harapan akan masuk data base.

Kenapa  tidak digaji? Anggaran untuk ini tidak ada. Mereka datang untuk bekerja beberapa instansi sudah cukup pegawainya. Kedatangan mereka ini meringankan kerja tanpa mendapatkan haknya. Kalaupun dapat gaji itupun hanya sesekali banget.

Berbeda dengan honorer, mereka dibutuhkan sehingga suatu instansi akan menggangarkan gajinya. Tak jarang dalam satu tempat ada 2 tenaga tambahan yaitu honorer dan THl.

Balik lagi ke teman saya itu, dia memahami kondisi kami. Setiap dibantu dia akan kasih uang lelah. Nominalnya ngak besar, lumayanlah untuk makan dikantin.


Pernah saya nanya alasannya, kenapa berbagi padahal kami ngebantunya ngak seberapa. " Alasannya adalah uang yang didapatkannya bukan murni hasil jerih payah sendiri.  Ada peran serta pihak lain, seperti para THL. Sudah sepantasnya menyisihkan hak orang".

Pemberian si teman sekedar saja tapi begitu membekas dihati saya dan itu kerasa meringankan. Seandainya semua orang mau berbagi maka hidup akan lebih indah.

Membumikan zakat profesi

Setelah menikah saya meminta si uda mengeluarkan zakat profesi/ penghasilan nya setiap bulan.  Adapun besarnya 2,5% yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak.

Walaupun gaji kecil tapi wajib dikeluarkan . Sedikit memaksa tapi saya berpikir sebesar apapun uang diterima akan selalu merasa kurang. Jadi lebih baik zakat, cukup atau tidak itu mah keahlian ngatur pengeluaran.

Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi ada dua yaitu

  • dikeluarkan langsung dari 2,5% dari penghasilan kotor. Metode ini lebih tepat dan adil bagi yang tidak mempunyai tanggungan (lajang) atau kecil tanggungannya.
  • bagi yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak agak berbeda.  Zakat baru dikeluarkan setelah menghitung kebutuhan pokok.
Sebagian orang mengeluarkan zakatnya diakhir tahun, tapi saya kurang setuju alasannya adalah kita tidak tahu umur,bisa ajakan sebelum itu udah dipanggil.

Alasan lainnya adalah akan terasa berat jika dikeluarkan setahun sekali. Misalnya setiap bulan itu Rp 100.000 kalau setahun sekaligus kerasa juga banyaknya.

Ajaran islam menyuruh untuk berbagi dengan sesama, salah satunya dengan zakat. Hal ini terdapat dalam Surah At-Taubah: 103, artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Landasan fiqh yang digunakan untuk zakat penghasilan yakni mengacu pada praktik sahabat Nabi yang mengeluarkan zakat harta perolehan dan disepakati oleh mayoritas ulama berdasarkan analagi (qiyas) atas kemiripan kasus. Contohnya seperti yang saya jelaskan diatas zakat penghasilan diqiyaskan dengan emas dan perak.

Bagi sebagian orang, agak asing dengan zakat ini, penyebabnya belum banyak yang menerapkan dan kurangnya pengetahuan tentang hal ini. Sebab gaungnya tidak seperti zakat fitrah yang ada waktu khusus dan wajib dikeluarkan oleh setiap muslim.

Dampak yang dirasakan selama menerapkan zakat adalah penghasilan menjadi bersih dan lebih barokah. Bukankah dalam hidup ini kita mencari keberkahan.

Selain itu merasakan kebahagiaan saat bisa memberi kepada yang membutuhkan tanpa merasa kekurangan, habis atau hilang. Perasaan ini lahir dari keyakinan bahwa setiap yang diberi dengan keikhlasan akan dicatat sebagai amal dan akan diganti.

Donasi Mudah,cepat dan aman di dompet dhuafa

Dalam menyalurkan zakat kami memberikan terlebih dahulu kepada keluarga barulah orang lain. Jika sibuk dan tak sempat memberikan langsung, atau takut salah sasaran  kunjungi Dompet Dhuafa saja.

Disini memudahkan dalam berzakat bahkan sudah ada jenisnya seperti  zakat mal, fitrah, penghasilan dan fidyah. Kemudahan lain yang ditawarkan adalah memberikan banyak pilihan layanan untuk menyalurkan donasi kita seperti

  • Kanal donasi online donasi.dompetdhuafa.org
  • Transfer bank
  • Counter
  • Care visit (meninjau langsung lokasi program)
  • Tanya jawab zakat
  • Edukasi zakat
  • Laporan donasi

Zakat profesi merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial seorang muslim terhadap lingkungan. Ketika menyisihkan penghasilannya yang kecil jumlahnya menurut dia (sipemberi zakat) itu sangat berarti dan mampu membahagiakan orang lain.

 "Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa"

No comments:

Post a Comment

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung