Monday, 1 April 2019

Tiny House, Salah Satu Penerapan Hidup Minimalis yang Nyata

Sebelum menikah saya punya keinginan untuk memiliki tiny house. Pernah dengar? Istilah ini ngak familiar tapi jika membicarakan rumah mungil pada tahukan?

Yups,  tiny house seperti itu tapi bedanya lebih menekankan pada perabot yang multifungsi dan  memadukannya dengan kemajuan teknologi.

Rumah jenis ini butuh seni untuk menatanya, menyeleksi barang-barang apa saja yang ada didalam dan harus fungsional. Sebab konsepnya adalah less is more. Contoh penerapannya lantai yang bisa menyimpan barang atau meja makan yang bisa dilipat pada dinding rumah.

Alasan lain saya suka rumah minim perabotan adalah banyak ruang lapang. Selain itu saya tak suka rumah yang tak bersahabat dengan anak, maksudnya ketika ada anak kecil yang  datang kemudian lasak pegang ini itu si pemilik bermuka geram Karena takut rusak atau pecah.

Sebenarnya wajar aja bereaksi gitu, hak pemilik rumahkan! Tapi saya males banget sama si muka dua , didalam hatinya dongkol diluar bilang "namanya juga anak". *Munafik ngak tu?

Balik lagi ke Tiny house, hunian jenis ini mengarah pada gaya hidup minimalis. Dan saat ini gaya hidup ini lebih banyak diterapkan di apartemen karena keterbatasan lahan untuk perumahan.

Baca: kutemukan surga di hunian minimalis

Gaya hidup minimalis makin digandrungi di negara maju penyebabnya harga tanah yang mahal, alokasi dana kini banyak digunakan orang untuk traveling, kesibukan bekerja sehingga orang ngak ada waktu khusus untuk berbenah. Negara yang hampir 100% menerapkan gaya hidup ini adalah Jepang.

Bagaimana dengan Indonesia? Gaya hidup minimalis sudah banyak. Kalau Tiny house? Sudah ada dari dulu, ukuran rumah kecil banyak tapi konsepnya tidak seperti yang ada diluar negeri, terbuat dari material seperti kayu, batu-batuan alam.

Tinny house juga sering dibuat dari kontainer dan diderek dengan mobil si pemilik rumah untuk memudahkan dipindahkan ke berbagai tempat.

Hal yang bikin Tiny house kurang diminati adalah pandangan orang  bahwa status sosial dilihat dari ukuran rumah dan isinya.

Ngak bisa dipungkiri makin besar rumah dan lengkap isinya makin kaya orang tersebut. Di sisi lain biaya perawatan dan listrik makin mahal.

Sebenarnya Tiny house alternatif dalam membangun hunian hemat dan minimalis. Ukuran dari rumah mungil ini biasanya tidak lebih dari 46 m² dan sudah termasuk bagian dalam rumah seperti kamar tidur, kamar mandi, dapur dan laundry.

Biasanya hunian elegan ini memiliki jendela dan pintu terbuat dari kaca agar memungkinkan cahaya masuk ke rumah sehingga menghemat daya listrik. Ciri lainnya dibangun berdekatan dengan alam seperti di hutan, pinggir sungai.

Hidup minimalis itu tak hanya dari pengurangan barang tapi juga penggunaan lahan untuk perumahan yang sedikit.

Sumber gambar IG
1.tinyhouseballucon
2.hillcountrytinyhouses

No comments:

Post a Comment

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung