Mina aidin walfaidzin , mohon maaf lahir dan batin. Baru bisa ngucapin dihari ketiga, maklum aja 2 hari sebelumnya riweh .
Ngak kerasa udah 3 tahun lebaran tanpa mudik, walaupun begitu dilain hari kami goes. Kalau kata orang antimainstream, mudik diwaktu lain.
Sebenarnya, kami pengen juga merasakan perjuangan orang-orang menahan lapar diwaktu mudik (berpuasa) tapi selama 3 tahun ini selalu ada aja halangan untuk pulang.
Ditahun pertama saya kerja ngak dapat cuti, tahun kedua si uda yang ngak bisa. Sedangkan tahun ini kami sengaja ngak pulang lantaran dibulan juli mau ada acara dirumah, tanggung aja bolak-balik juni pulang nanti pertengahan juli pulang lagi. Lebih tepatnya mikir biaya .
Merasakan hari raya idul fitri dirantau awalnya kerasa berat ditahun pertama , berteman dengan sepi. Tahun ketiga ini ngak lagi mungkin karena udah biasa. Walaupun begitu yang tak bisa tergantikan adalah tradisi yang biasa dilakukan.
Tradisi yang selalu bikin kangen seperti bikin rendang dan kue lebaran, antri minta maaf dengan orangtua , foto ootl(outfit of the lebaran )dan silaturahmi yang bikin perut begah .
Agar tak merasa sepi kami menerapkan beberapa tradisi dikampung. Jadi beberapa hari jelang hari raya kami berdua sibuk bikin kue dan saking semangatnya tak ada satupun beli kue. Lebaran sebelumnya selain bikin juga diselingi dengan beli.
Sedangkan untuk bikin rendang saya malas melakukannya bukan karena ngak bisa. Rasanya percuma aja gitu, "rasanya" ngak akan sama. Selama ini bikin rendang itu momen yang melelahkan tapi seru.
Berdiang di api tungku diwaktu puasa itu cobaan banget. Bikin rendang dengan tungku tak hanya lelah tapi juga bikin haus. *cobaan orang puasa
Silaturahmi bikin kenyang sengaja kami terapkan. Maksudnya , setiap tamu yang datang dihari kedua itu wajib makan nasi dirumah . Dikampung itu benar-benar bikin begah , biasanya cara yang saya lakukan demi bisa makan nasi disetiap rumah yang dikunjungi adalah dengan sedikit mengisi perut .
Jadi, sebelum sholat idul Fitri tetap isi perut sebagai syarat makan aja. Jadi pas silaturahmi masih bisa menampung nasi . Cara ini ngak akan berhasil jika dalam sehari mengunjungi 10 rumah . Perut ngak akan kuat di isi terus tapi pasti ngak enak ngecewain tuan rumah , jadi sebagai bentuk penghormatan tetap makan dengan porsi sesuap aja .*Duh kangen masa itu
Setiap tahun dilebaran kedua teman si uda selalu datang untuk makan nasi dirumah . Jadi mereka datang 2 kali hari pertama dan kedua. Menurut orang saya bikin tradisi yang capek dan boros, harusnya tamu cukup dikasih makanan sekali dan yang tidak terlalu berat.
Sedikit melelahkan tapi kami tetap jalani keduanya yaitu menyuguhkan makanan khas seperti ketupat opor dan makan nasi.
Lebaran tak melulu ketemu dengan ketupat dan opor , berbagai suku yang ada bikin banyak tradisi seperti soto, mpek-mpek ,tekwan dan model. silaturahmi Keanakaragaman ini bikin bisa nyicipi berbagai masakan tersebut tapi jangan berharap tuan rumah nawarin makan nasi.
Oh iya . .Hal lain yang unik menurut saya untuk perayaan hari kemenangan dirantai adalah aneka kue kering . Seolah lebaran ajang banyak kue , didalam satu rumah minimal toplesnya 6 buah. Bahkan, ada yang 12 buah tak hanya kue kering tapi juga diisi dengan aneka jajanan anak seperti ciki-ciki ,permen dan agar-agar. Tak ketinggalan minuman berkarbonasi, minuman kaleng dan teh gelas .
Benar-benar hal baru dimata saya, selama ini kalau bertamu disuguhi sirup atau yang berkarbonasi. Kini komplit dengan tambahan minuman gelas. Kadang saya mikir kok se wow itu ya? Apa mungkin karena sehabis puasa orang pengen adakan perayaan dengan menyuguhkan sesuatu yang spesial?
Kenapa saya bilang spesial? Dilain hari saat bertamu takkan disuguhi minuman kayak gitu, palingan teh manis aja.
Nice kak, next tulis rekomendasi menu sahur anak kos dong kak, mau recook.
ReplyDelete