Sunday, 4 August 2019

Penerapan Komunikasi Dalam Pemilihan Jenis Hunian

Tinggal terpisah dari orang tua dan mertua setelah menikah merupakan sebuah ide yang brilian. Apapun kondisinya dan sesayang apapun mereka lebih baik tak serumah.

Bapisah bukan bacarai, bapisah bukan infak sayang tapi ini dilakukan demi menghindari konflik . Ngak bisa dipungkiri tiap orang punya rule tentang cara hidup berumah tangga . Apalagi beda generasi, bakalan sulit nyambung dan hal yang ditakutkan adalah ngak sepemikiran dengan orang tua dan mertua.

Kalau kata orang hidup berumah tangga itu seperti memulai perjalanan baru. Beberapa orang mengibaratkan berlayar di lautan, akan ada gelombang yang berasal dari berbagai arah.Termasuk dari dalam rumah sendiri.

Sehebat apapun nahkoda mengendalikan yang namanya gelombang pasti bikin goncang juga, tinggal bagaimana bertahan saat masa sulit.

Cara terbaik bertahan dengan kerjasama yang solid dan komunikasi yang benar. Keduanya harus seimbang.

Komunikasi merupakan cara penyampaian pesan, bukan sekadar ngomong. Dan untuk itu banyak media yang digunakan seperti melalui tulisan, bahasa tubuh, hingga dengan mengefektifkan teknologi.

Ketika pasangan tidak nyaman terutama wanita saat harus tinggal bersama dengan mertua, suami harus bisa melihat dari bahasa tubuhnya atau ekspresi wajah. Istilahnya  nyampaikan pesan non verbal. Tak bisa dipungkiri hubungan menantu dan mertua selalu unik.

Kemampuan memahami dan mengerti pesan yang datang lewat komunikasi non verbal sangat membantu untuk menyampaikan secara lisan. Sebab membicarakan hal ini bagi seorang istri rada berat,  dia ingin merdeka dari intervensi dan mendapatkan kenyamanan. Di sisi lain dia takut bikin suaminya tersinggung dan tak ingin orang tuanya kesepian.

Bukan sebuah masalah bagi pasangan yang yang merantau untuk tinggal misah dengan orang tua dan mertua. Habis menikah istri akan ngikutin kemana suami pergi.
Baca:  merantaulah, karenanya akan kaya pengalaman 

Walaupun begitu pertimbangan dalam memilih rumah harus ada terutama bagi yang punya mobilitas tinggi (bekerja).

Jika memilih tempat tinggal yang berdekatan dengan tempat kerja akan lebih mahal sewa rumah atau harga jualnya. Sedangkan yang jauh harganya murah tapi waktu habis dijalan. Biasanya ini terjadi dikota besar seperti Jakarta dengan kemacetan diberbagai titik.

Sebenarnya jika punya uang lebih atau ada tabungan lebih baik membeli rumah dari pada menyewanya. Alasannya adalah masa setahun itu sebentar, ngak terasa udah datang uang sewa. *Pusing lagi cari uangnya

Alasan lainnya adalah setiap tahun properti selalu mengalami kenaikan terutama yang dekat dengan lokasi perkantoran.

Setiap jengkal tanah begitu berharga didaerah Jakarta dan ini bikin sewa dan jualnya mahal. Sehingga sebelum memutuskan sewa atau beli suami istri perlu mengkomunikasikan.

Sampaikanlah keinginan, keuntungan dan kerugian tanpa ada pihak lain yang tertekan/terpaksa. Misalnya si istri ingin punya rumah sedangkan suaminya sebenarnya ada uang tapi ngak mau karena ingin investasikan ke bidang lain.

Seperti sebuah kapal yang akan berlayar nahkoda butuh masukan dari asistennya kemana akan pergi, berapa lama waktunya.

Jika sudah sepakat ingin membeli rumah carilah situs jual rumah Jakarta. Dimasa sekarang berikan yang efektif , efisien dan hemat menggunakan website.

Website ini merupakan media yang memasarkan rumah di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, bekasi, Depok.

Nah, mulai dari sekarang bagi yang mau menikah komunikasikan keinginannya untuk tinggal misah dari orang tua atau mertua.

No comments:

Post a Comment

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung