Serasa masuk ke jaman dahulu, merajut kasih tanpa diawali cinta, menjalani hubungan pernikahan tanpa pacaran. Rasanya sulit bertahan , malahan ada sebuah celetukan iseng yang mengatakan" kenal luar dalam aja belum tentu bahagia". Ngak percaya? Lihat sekeliling banyak yang menyerah. Bahkan memilih berpisah padahal mereka pacarannya lama.
Ta'aruf bukan perjodohan ala Siti Nurbaya
Pernikahan tanpa mengenal orangnya lebih jauh layak seperti perjodohan Siti Nurbaya. Rasanya tak ada yang takkan tau kisahnya, menjalani pernikahan dengan keterpaksaan membuat menderita lahir dan batin. Padahal tanpa ada kisah sedih perjodohan itu, sebenarnya orang terdahulu sudah menjalani dan mereka bahagia.
Terus , kenapa banyak orang ragu menikah tanpa pacaran tidak bakal bahagia atau langgeng? Karena kebiasaan melihat orang pacaran kemudian menikah dan bahagia. Entah bisa dikatakan budaya,sehingga jika tanpa itu rasanya sulit.
Anggapan ini bisa juga benar bisa juga salah, jadi abu-abu doank. Maksudnya, adakan yang umur pacaran lebih lama tapi tidak dengan pernikahannya. Selain itu tayangan drama percintaan seolah menikah tanpa melewati proses ini pernikahan ngak lengkap.
Apa itu ta'aruf dan bagaimana caranya?
Jika berpatokan dalam Islam maka tidak ada kata pacaran tapi ta'aruf. Apa itu ta'aruf? Perkenalan antara laki-laki dan perempuan untuk maksud menuju jenjang pernikahan. Caranya dengan mendatangi rumah calon pasangan, biasanya ta'aruf dalam Islam itu pihak laki-laki akan melakukan proses perkenalan. Bisa saja pihak laki-laki beserta keluarga atau lelaki saja yang mengunjungi keluarga perempuan. Jadi nampak ya, bukan sekedar iseng saja!
Berarti, ngak boleh temanan laki-laki dan perempuan? Tidak! Sebab kemungkinan mendatangkan perbuatan zina lebih besar. Jika sudah merasa siap lahir batin lebih baik menikah saja, bukankah pekerjaan baik lebih baik disegerakan?
Apa yang terjadi saat ta'aruf ? Percakapan dan penilaian sikap. Pencarian informasi sebanyak-banyaknya mengenai pria atau wanita dari sumber terpercaya dalam hal ini keluarga. Bagaimana dengan penilaian sikap? Kadangkala bisa terlihat saat bertemu, kadangkala cara berbicara pun bisa jadi nampak sikapnya secara ngak langsung.
Namun, dalam pelaksanaannya ta'aruf itu singkat hanya hitungan Minggu. Pasti akan timbul pertanyaan, " emang bisa kenal baik orang dalam waktu singkat? Atau emang yakin dengan pilihan ?"
Cara menyakinkan hati untuk mengatakan yes
Sebuah dilema untuk memilih orang yang akan bersama menua tanpa dia kenal lebih dalam. Kadang berpikir 'apakah tidak membeli kucing dalam karung?' Namun hidup itu pilihan, setiap tindakan pasti ada resikonya. Termasuk memilih pasangan sehidup semati. Adapun cara meyakinkan bahwa dia Mr right adalah
1. Tentukan kriteria
Istilah yang sering kali muncul saat menikah adalah bibit, bebet dan bobot. Bibit diibaratkan dengan keturunan atau asal usul, bebet maknanya kesiapan secara ekonomi. Sedangkan bobot itu kualitas meliputi aspek pendidikan, akhlak dan agama. Ketiga hal ini sukses bikin pusing, iya kan? Susah loh cari paket komplit. Namun kini banyak orang yang lebih mementingkan bebet, bukankah hidup pilihan. Ingin hidup tenang secara ekonomi tentu harus punya bebet maksimal (pekerjaan yang bonafid).
2. Cari informasi sebanyak-banyaknya
Menurut psikolog Rose Mini, 'mencari cinta sejati bisa melalui ta'aruf dan yang terpenting adalah mengenal satu sama lain. Dan jika jika dalam taaruf tak ada proses pengenalan secara emosional sebagaimana yang dialami orang pacaran, maka setidaknya, setiap orang yang menjalani taaruf harus mengumpulkan informasi-informasi penting tentang calon pasangan'. Menilai orang bisa dari tingkah laku dan cara bicara, saat berbicara dengan calon pasangan itulah kesempatan menilai layak atau tidak.
Jika masih belum puas jangan malu menghubungi saudara atau kenalan calon pasangan tanyakan hal yang dirasa penting kemudian nilai apakah siap menerima kekurangan, bisakah hati berdamai dan selalu ingat tak ada yang sempurna.
Akan lebih baik lagi jika dikombinasikan dengan media sosial, dijaman sekarang ini semua orang punya media untuk aktualisasi diri. Nah, lihat postingannya kalau perlu kejar jejak digitalisasi. Namun tak menutup mata, selalu ada perbedaan antara share medsos dengan kenyataan si calon pasangan.
3. Pasrahkan pada Yang Maha Kuasa
Menikah itu diniatkan untuk beribadah maka akan dipermudah, yakin aja. Perbanyak doa dan minta diberi ketetapan hati kalau ngak yakin minta diganti dengan jodoh yang lebih baik. Selalu ingat jodoh itu rahasia Tuhan.
Ketiga hal diatas jika dirinci menjadi sebuah tahapan ta'aruf. Gambarannya seperti ini, Ketika seorang lelaki tertarik maka ia akan mendatangi keluarga perempuan, Selanjutnya menjalin komunikasi dengan mencari informasi apa yang disukai atau tidak pada calon pasangannya. Namun tidak dianjurkan terlalu sering bertemu atau mengirim pesan.
Setelah mendapatkan data dan berbagai informasi yang diperlukan , tentunya membandingkan dengan kriteria, selanjutnya melakukan sholat istikharoh agar Allah memberi petunjuk jawaban .
Setelah hati mantap lanjutkan dengan lamaran. Oh iya...., jarak waktu dari ta'aruf sampai lamaran Sekitar 1 sampai 3 Minggu. Jika semua persiapan sudah dilakukan dengan baik, tiba saatnya untuk melakukan akad dalam pernikahan.
Menikah tanpa cinta , mungkinkah bahagia sampai akhir?
Menikah sebuah keputusan besar dan memilih calon pasangan tanpa pacaran tentunya lebih besar lagi. Sebuah rasa khawatir gagal dalam sebuah hubungan merupakan sebuah kewajaran. Ada hal yang jangan kita lupakan, bahwa petunjuk yang didapatkan melalui sholat istikharah yang dimanifestasikan dengan keyakinan hati.
Hati akan memberikan keyakinan bahwa dia adalah the one, akan ada kemudahan yang dirasakan terkait pernikahan.
Ingin jatuh cinta? Kenali dahulu teorinya
Bicara cinta ngak akan habisnya, sebab ini merupakan perasaan kasih sayang yang timbul saat menjalin suatu hubungan. Orang yang mencinta akan menguatkan, melindungi serta berusaha untuk selalu lebih baik. Cinta tak melulu ungkapan perasaan tapi juga dalam bentuk perbuatan. Menurut psikolog Robert Sternberg, ada sebuah teori bernama Triangular Theory of Love, cinta mempunyai tiga komponen:
1. Keakraban atau keintiman (intimacy)
Keakraban adalah perasaan yang selalu ingin dekat, terikat dan terkait. Jika diistilahkan adalah afeksi yang mendorong untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Komponen ini biasanya dibentuk melalui seberapa besar rasa percaya, perhatian, serta komunikasi yang baik dalam suatu hubungan.
2.Gairah (Passion)
Gairah dicerminkan dalam bentuk keinginan untuk bersatu dengan orang yang dicintai. Bisa juga diterjemahkan dengan ekspresi hasrat (ingin dekat secara fisik, merasakan sentuhan) dan kebutuhan seksual. Passion merupakan elemen fisiologis yang mengarah pada keromantisan, ketertarikan fisik, hubungan seksual dalam percintaan.
Dalam suatu hubungan intimacy dan passion tak selalu seimbang tapi juga saling berkaitan bahkan bisa berlawanan dan ini berpengaruh pada masa depan. Namun, harus diingat kedua komponen ini selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya di dalam suatu hubungan yang akrab.
3.keputusan (Commitment)
Commitment merupakan salah satu komponen yang bersifat dua arah dalam suatu hubungan. Ada jangka pendek dan jangka panjang. Ketika memutuskan mencintai artinya komitmen jangka pendek, sedangkan jangka panjang dalam bentuk menjaga cinta atau dengan kata lain mampu bertahan sampai akhir.
Komitmen yang ada akan menjaga keberlanjutan hubungan, keberadaannya untuk mencapai tujuan bersama, menyatukan visi misi dalam suatu hubungan sehingga tercipta persamaan pemikiran dan sudut pandang.
Selalu menjaga kepercayaan, perasaan, serta tanggung jawab merupakan bentuk nyata komitmen. Suatu hubungan takkan berhasil tanpa ada Commitment didalamnya. Beberapa orang berusaha bertahan tanpa komitmen, akibatnya menjadi Toxic Relationship. Pleas, jangan pernah bertahan dalam hubungan yang tak sehat
Teori trianggular of love ini pada prinsipnya akan ditemukan dalam pernikahan diawali dengan pacaran atau tanpa pacaran. Ada perbedaan ta'aruf dan pacaran , seperti apa? Pernikahan secara ta'aruf yang muncul pertama kali adalah komitmen diikuti intimacy dan passion.
memekarkan asa dan menumbuhkan cinta setelah menikah
Saya memilih menikah melalui ta'aruf, kami bertemu hanya 3 kali dari ta'aruf sampai menikah dan selebihnya berkomunikasi seputar masalah persiapan pernikahan saja. Tidak ada bertanya perasaan masing-masing dihari, lantaran calon suami pendiam dan kaku orangnya.
Ketakutan menjalani hidup tidak akan bahagia dengan orang yang tidak dikenal ada, bingung bagaimana hidup dengan orang baru setelah menikah terasa terutama saat hari H mendekat tapi saya meyakini setiap niat baik akan dipermudah. Setiap keputusan ada konsekuensi.
'Cinta bisa hilang, berarti cinta juga bisa ditumbuhkan'. Kami menjalani masa penumbuhan rasa setelah menikah. Menikmati proses mengenal lebih dekat, bersabar untuk setiap kekurangan dan mengkomunikasikan keinginan.
Terbiasa bersama-sama dan mau menerima semua kekurangan yang ada merupakan modal membuat cinta bermekaran. Jadi ingat pepatah Jawa, 'Witing Tresno Jalaran Soko Kulino'. Oh iya... ada kan drama Korea Full House, yang menceritakan tentang kawin kontrak dan tinggal bersama membuat mereka saling cinta.
Setelah membaca pengalaman dan tau apa itu ta'aruf dan bagaimana caranya, apakah sudah mantap menjalaninya sesuai ajaran Islam?
No comments:
Post a Comment
Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung