Pernah dengar langit biru?" Sebuah pertanyaan dilontarkan oleh Maulana istanto kepada perwakilan milenial yaitu Tomy kagawanagawan dan Jawabannya adalah mengetahui dan memahami program ini. Berbeda dengan mereka, pertanyaan ini tidak ditanyakan langsung kepada kami peserta webinar yang diadakan oleh YLKI tapi beberapa orang menanggapi dan mengatakan tidak tahu.
Langit biru itu bukan sekedar sebuah harapan
Sebenarnya, program langit biru udah berumur lama, diluncurkan pada tahun 1996 oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 1996. Sudah lama dan sayangnya banyak generasi milenial tidak melek.
Program langit biru bertujuan untuk mewujudkan langit biru dalam bentuk warna biru memenuhi langit. Namun untuk mewujudkan harapan itu perlu mengatasi penyebab utama polusi di udara.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang tidak usai
Penyebab pencemaran udara itu banyak seperti kebakaran hutan dan asap kendaraan. Aah...., jadi ingat beberapa tahun lalu saat langit tak kelihatan dan jarak pandang yang dekat. Entah itu pagi, siang atau sore semua gelap. Dan puncaknya malam hari langit berwarna merah. Mengerikan! Itulah akibat kebakaran hutan yang dahsyat.
Tampilan langit tak lagi biru akibat kebakaran membuat sesak nafas. Korban berjatuhan terus menerus. Kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak dan lansia memenuhi pusat layanan kesehatan. Pemandangan yang terjadi terus menerus di musim kemarau.
Semenjak pendemi ini udara lebih sedikit bersih lantaran pergerakan terbatas sehingga tidak ada pembakaran hutan. Kenyataannya warna langit belum sempurna biru terutama di kota-kota besar . Kenapa?masih ada sumber lainnya seperti emisi industri , PLTU dan transportasi. Diantara keduanya, kendaraan bermotor merupakan penyumbang pencemaran terbesar bagi lingkungan.
Menurut Tulus,ketua harian YLKI" kendaraan bermotor menyumbang 75% dari pencemaran lingkungan. Sedangkan PLTU saja dengan kapasitas yang besar hanya menyumbang sekitar 9%". Terlihat ya, asap buangan kendaraan bermotor menjadi masalah serius yang sulit ditangani. Bagaimana tidak? Hampir semua aktivitas menggunakan kendaraan terutama roda dua dan ini berkolerasi dengan pencemaran lingkungan.
Program langit biru Pertamina menawarkan solusi yang bisa diterapkan semua orang
Solusi untuk saat ini adalah alih bahan bakar yang Ramah lingkungan. Seperti apakah itu?yang memiliki kadar oktan (Research Octane Number/RON) tinggi, sehingga rendah emisi. premium merupakan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan karena memiliki nilai oktan rendah.
Bahan bakar berkualitas tersebut adalah pertalite dengan RON 90, Pertamax RON 92 dan Pertamax Turbo. Manfaat lain penggunaan bahan bakar berkualitas adalah performa kendaraan bagus serta lebih irit konsumsi BBM karena pembakaran di ruang mesin lebih sempurna.
Banyak hal yang terkait dari bahan bakar
Tak bisa dipungkiri bakar premium masih dipakai luas oleh masyarakat dan kita tidak bisa menyalahkan penggunaannya lantaran banyak hal terkait di sini seperti
- ekonomi
Harga premium paling murah dibandingkan BBM jenis lain. Saat membeli di SPBU harga premium sekitar Rp. 6000an sementara Pertalite Rp. 7850,00 dan Pertamax Rp. 9200,00. Atau saat membeli di kios eceran pun harganya tetap memiliki selisih, jika dihitung lumayan untung dan dikumpulkan kembalian uang ini bisa membeli kebutuhan lain. Atau bagi siswa yang menggunakan motor selisih ini bisa digunakan lagi untuk membeli bensin tentunya setelah dikumpulkan. Seperti pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Namun anehnya, harga murah ini pun tak hanya dinikmati oleh kendaraan roda dua dan angkutan umum tapi juga pemilik mobil pribadi.
- Teknologi
Sebagian masyarakat sudah paham keuntungan penggunaan bahan bakar dari sisi performa kendaraan tapi mereka tidak bisa menerapkan lantaran kondisi kendaraannya.
- kebijakan
Langit biru sudah seperempat abad kehadirannya namun belum maximal karena semua pihak belum terlibat. Di webinar kemaren perwakilan dari berbagai pihak ikut bicara seperti Dinas kesehatan, LSM, media, blogger, Dinas perhubungan dan Pertamina sebagai penyedia bahan bakar.
Kita semua menginisiasi langkah Pertamina menerapkan program langit biru dibeberapa wilayah Indonesia. Diharapkan setelah ini masyarakat berangsur-angsur meninggalkan premium. Kegiatan yang dilakukan oleh Pertamina dengan memberikan cash back sebesar Rp 300 untuk setiap pembelian produk pertaseries dan juga cash less jika menggunakan aplikasi my Pertamina.
Peran sederhana yang bisa dilakukan dalam mewujudkan langit biru
Langit biru bukan hanya sebuah harapan semata tapi juga nyata ketika kita bisa berperan dalam program ini, sehingga ketika kita memandang ke atas warna biru itu terlihat nyata. Artinya polusi udara berkurang, kualitas udara yang dihirup itu bersih. Ada indikator sederhana yang bisa digunakan untuk melihat kondisi udara yaitu dengan menggunakan makhluk hidup selain manusia. Di Singapura dengan menggunakan tanaman sebagai parameternya, jika tanaman tumbuh tak subur maka disimpulkan udara kotor. Sedangkan di wilayah Gorontalo dengan populasi burung Java sparrow yang kian langka.
Peran sederhana yang bisa dilakukan dengan tindakan berhenti menggunakan premium. Ini bagi yang sudah paham, namun kenyataannya banyak yang belum sampai pada kondisi itu. Alasan harga miring, alasan hemat membuat kita tetap setia dengan premium.
Mewujudkan langit biru merupakan tugas kita caranya
1. Mengudate pengetahuan
Masih bisa dimaafkan ketika menggunakan BBM yang tak ramah lingkungan dengan alasan tidak tahu, lol. Setelah mengetahui wajib pindah ya! Upaya yang dilakukan untuk bisa memahami bahaya premium bagi lingkungan dan kendaraan dengan mengupdate pengetahuan, rajin membaca dan mendengar. Salah satu cara mendengar dengan mengikuti webinar terkait pengguna BBM Ramah Lingkungan.
Di awal saya sudah menceritakan betapa kagetnya kami ternyata premium memberikan dampak besar bagi lingkungan. Dan kami juga baru tahu ada program langit biru yang di lakukan oleh Pertamina untuk menyelamatkan lingkungan.
2. Melakukan aksi nyata yang disesuaikan dengan bidang mereka
Salah satu peserta Diskusi Publik ini adalah Tomy kaganangan, seorang milenial dan juga infulencer. Dia mengatakan akan mengkampanyekan program langit biru dengan konten. Harapannya penyampaian informasi dengan cara ini bisa mengena terutama bagi follower.
Peserta lainnya adalah dari media seperti blogger. Diharapkan setelah mengikuti webinar ini bisa menghasilkan tulisan yang bisa dibaca oleh khalayak. Intinya banyak cara yang bisa dilakukan disesuaikan dengan keahlian masing-masing seperti video maker dengan membuat film pendek, media dengan share tulisan atau desain dengan membuat pamflet.
3. Mulai menggunakan pilihan yang ada
Upaya untuk mengurangi polusi udara tentunya dengan mengurangi penyebabnya di asal, seperti yang diketahui asap kendaraan berkontribusi besar maka dari itu kurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke tranportasi masal. Jika jarak tempuh dekat ke suatu tempat bisa dengan jalan kaki atau menggunakan sepeda.
Langit biru program berumur lama tapi kenapa terasa masih jalan ditempat? Karena banyak dari kita tidak mengetahui ataupun kalau sudah tahu sulit untuk beralih ke BBM yang ramah lingkungan.
No comments:
Post a Comment
Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung