Ketika sebagian orang mulai lengah dengan segala bentuk penjagaan kesehatannya di masa kenormalan baru ini, saya tetap memaksakan diri untuk mematuhi protokol kesehatan. Takkan ada yang menduga bukan, hari ini sehat besoknya sakit. Jadi sebelum timbul penyesalan lantaran lalai lebih baik tetap menjaga kesehatan. Bentuk penjagaan kesehatan yang saya lakukan dengan mengikuti semua protokol dan mengkonsumsi empon-empon.
Empon-empon sebagai pengobatan tradisional
Istilah Empon-empon viral setelah guru besar biologi molekuler dari Universitas Airlangga Chaerul Anwar Nidom memberikan pernyataan, menurutnya ramuan ini bisa menangkal virus Corona. Akibatnya, keberadaan empon-empon diburu lantaran berkhasiat dan juga saat itu vitamin langka sehingga harganya sedikit naik dari biasanya.
Sebenarnya, jauh sebelum pandemi datang empon-empon sudah digunakan oleh nenek moyang untuk pengobatan tradisional dan bumbu masakan. Dasar penggunaan obat tradisional untuk pengobatan adalah Peraturan MENKES/187/2017 (Permenkes). Didalam Permenkes ini dinyatakan bahwa, formularium ramuan obat tradisional Indonesia (FROTI) merupakan informasi tentang jenis-jenis tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia yang telah terbukti aman jika digunakan sesuai aturan dan secara empiris bermanfaat bagi kesehatan. Tanaman herbal ini akan jauh berkhasiat ketika diolah menjadi jamu ketimbang mengonsumsinya secara sendiri-sendiri.
Jenis-jenis empon-empon dan kandungannya
Empon-empon berasal dari kata empu yang mempunyai arti rimpang atau akar tinggal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 mengenai Riset Tumbuhan Obat dan Jamu, diketahui ada 1.889 spesies tumbuhan obat yang berasal dari Indonesia. Sedangkan tanaman obat yang termasuk ke dalam kelompok empon-empon berjumlah 283 jenis yang didominasi oleh famili Zingiberaceae atau temu-temuan. Dan ada 12 jenis empon-empon yang populer seperti temulawak, lempuyang gajah, lempuyang wangi, jahe, cabe jawa, lengkuas, kedawung, kencur, kunyit, pulasari, adas, dan bangle. Dari 12 jenis ini baru ada 6 yang banyak dibudidayakan yaitu temulawak, lengkuas, jahe, kunyit, kencur, dan adas.
Mengolah rimpang-rimpangan sebagai jamu tak bisa melindungi diri dari COVID-19 tapi hanya sebagai bentuk ikhtiar mencegah penularan. Hal ini berdasarkan studi global yang diterbitkan ke dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine tahun 2018, bertajuk “Herbal beverages: Bioactive compounds and their role in disease risk reduction – menyatakan minuman herbal dikonsumsi sebagai bagian dari diet yang dapat meningkatkan anti-oksidan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Adapun minuman herbal yang dimaksud terbuat dari yang terbuat dari bahan natural yang berasal dari tanaman, daun, akar, batang, buah, dan bunga.
Banyak tanaman herbal yang bisa diolah namun kali ini saya ingin membahas tumbuhan rimpang yang sering digunakan sebagai jamu, yaitu
1. Jahe
Komponen khas yang dimiliki jahe dan sangat baik untuk kesehatan yaitu gingero. Manfaat yang didapat dari jahe yaitu meredakan mual, meringankan batuk pilek, Menurunkan kadar kolesterol, mengatasi infeksi,mengatasi masalah pencernaan, Mengatasi Jerawat dan Mengatasi Bekas Paparan Sinar Matahari
2. Kunyit
Senyawa yang terkandung dalam kunyit yaitu kurkuminoid yang mempunyai peranan sebagai analgesik (pereda nyeri), antioksidan dan antiinflamasi (anti-peradangan). Sifat antioksidan yang ada di dalam kunyit sangat kuat untuk memerangi radikal bebas. Antiinflamasi ini akan meredakan infeksi. Seperti yang kita tahu, virus corona menyebabkan infeksi dan gangguan pernapasan.
Tak hanya mengatasi masalah pernapasan, banyak manfaat yang didapat dengan konsumsi kunyit seperti :
- memperlambat penyebaran dan pertumbuhan tumor
- memperlancar sistem pencernaan
- Meringankan gejala rematik
- Membantu menyembuhkan luka.
- mengurangi nyeri haid
- Membantu menyembuhkan penyakit kulit seperti koreng dan gatal-gatal.
- Menghaluskan kulit
- mengurangi kerutan
- Mengatasi pigmentasi
3. Temulawak
Temulawak berkhasiat untuk kesehatan sebagai antioksidan, antiinflamasi, antikanker, antidiabetes, antimikroba, antihiperlipidemia, antikolera, antibakteri dan juga memiliki kemampuan melindungi organ hati (hepatoproteksi),
4. Kencur
Khasiat kencur untuk meningkatkan nafsu makan, mengatasi masalah pencernaan, sakit perut, sesak nafas, pilek, mencerahkan wajah, sakit kepala bahkan bisa mengatasi masalah karies gigi.
5.Serai
Serai bukan kelompok rimpang tapi berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan. Serai dapat digunakan mengurangi stres, mengatasi kolesterol, mengatasi flu, ketombe, penyakit kulit.
Cara saya membuat empon-empon
Minum herbal bagus untuk kesehatan asalkan tidak berlebihan dan harus diingat jangan menjadikannya sebagai satu-satunya pengobatan untuk meredakan penyakit yang dialami. Tetaplah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat, karena jamu sebaiknya hanya dipakai sebagai asupan pendamping yang menyehatkan.
Adapun cara saya menjadikan empon-empon sebagai jamu dengan membersihkannya kemudian mengiris tanaman rimpang tersebut. Sedangkan untuk serai cukup digeprek sedikit. Kemudian merebus hingga mendidih dan menyaring air untuk memisahkan dari ampas rimpangnya. Setelah air ingin diberi madu
Cantik yang berkelanjutan
Penggunaan empon-empon tak sekedar sebagai bahan baku obat, jamu dan bumbu masakan. Perkembangan zaman membuatnya kini sudah digunakan sebagai pewarna, industri makanan, produk kecantikan dan minyak Atsirinya untuk aromaterapi. Kandungan didalam tanaman herbal ini tak hanya berkhasiat untuk kesehatan tapi juga untuk kecantikan.
Bicara kosmetik, penggunaannya kini menjadi kebutuhan semua orang. Tak lagi sempit yang mengidentikkan dengan wanita, kini pria pun tak bisa lepas dari kosmetik. Bahkan menjadi sebuah hal biasa ketika bertemu dengan pria metroseksual. Keberadaan kosmetik mampu menjadikan penggunanya nampak lebih cantik dan terawat.
Tak salah jika kosmetik menjadi sebuah kebutuhan wajib bagi setiap orang. Namun, dalam memilih produk perawatan diri harus hati-hati jangan sampai tergiur dengan iming-iming glowing sekejap dan ketika ditelisik mengandung bahan berbahaya bagi tubuh. Bukannya cantik malahan menyeramkan.
Masalah lain terkait kosmetik adalah apakah ramah lingkungan dan ramah sosial. Isu lingkungan kini sedang menjadi perhatian semua pihak. Permasalahannya yang jadi perhatian adalah proses atau bahan baku dan sampah sisa konsumsi yang membuat lingkungan tercemar. Mungkin kita bisa berkontribusi untuk menjadikan lingkungan terjaga dari bahan baku ramah lingkungan. Maksudnya dengan memilih produk yang aman bagi diri dan alam di sekitar.
Komoditas lokal yang berkelanjutan
Diatas telah dijelaskan manfaat dari tanaman rimpang-rimpangan tak hanya bagus untuk kesehatan tapi juga kecantikan. Hal ini bisa menjadi peluang besar untuk dimanfaatkan oleh industri kecantikan, mereka melihat saat ini animo masyarakat untuk produk herbal bagus dan tentunya butuh komoditas lokal bukan?
Tanaman empon-empon termasuk tanaman obat obatan yang sesuai dengan regulasi dibidang kehutanan dapat dibudidayakan baik di kawasan hutan atau di luar kawasan hutan. Pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam merupakan bentuk memberdayakan masyarakat. Jika hal ini diterapkan maka pihak industri takkan kesulitan mencari komoditas lokal. Sebuah simbiosis bukan?
Hubungan yang 'akrab' ini menguntungkan semua pihak. Dan yang utama akan membuat Masyarakat sejahtera dan lingkungan terjaga, ini merupakan bagian dari Visi Ekonomi Lestari sebagaimana tergambarkan melalui video berikut ini :
Menjadi cantik itu hak semua orang tapi ramah kepada lingkungan dan sosial merupakan sebuah kewajiban. Istilahnya Suistinable beauty, sebuah bentuk kecantikan yang tak egois tapi lebih peka dengan situasi sekitar.
Iya empon-empon bagus untuk daya tahan tubuh dan kecantikan ya
ReplyDelete