Monday, 20 November 2023

Leadership dan transformasi Digital BRI serta produk yang dihasilkannya

Tantangan zaman di masa kini adalah memberikan pelayanan baik, cepat dan menyeluruh, suatu Corporate harus bisa memahami dan mengelolanya dengan baik. Dan bila gagal maka usahanya tidak akan tumbuh berkelanjutan. Adapun cara untuk mengatasi dengan melakukan transformasi. 

BRI merupakan sebuah Corporate memberikan layanan keuangan dan perbankan, memahami keniscayaan dalam tantangan tersebut. Mereka menjawabnya dengan melakukan inovasi pada culture dan digital. Kedua perubahan ini memberikan dampak bagi nasabah dan BRI. 

Hal ini bisa dilihat dari pengurangan outlet jaringan kantor BRI di seluruh Indonesia. Pada akhir tahun 2022 telah berkurang sebesar 229 kantor, data akan terus bertambah setiap tahunnya. Transformasi culture lebih kepada Insan BRILian atau pekerja BRI dalam memberikan pelayanan. Hasil akhirnya  adalah kepuasan nasabah. 

Sedangkan transformasi digital dilihat dari inovasi BRI dalam melayani nasabah. Adalah BRILinkn, salah satu contoh  layanan digital perbankan yang sukses memberikan dampak besar terhadap kinerja bank pemerintah ini. Data terakhir pada Desember 2022, telah tersebar 627 ribu agen BRILink diseluruh indonesia. 

Dasar melaksanakan perubahan untuk meningkatkan pelayanan dituangkan dalam cetak biru BRIVOLUTION.  Terobosan awal dimulai pada tahun 2017 bernama BRIvolution 1.0. Hasilnya dapat diterima sehingga lahirlah BRIvolution 2.0 

Pahlawan UMKM  itu bernama BRI

BRI sebagai bank dengan jejaring terluas di Tanah Air, terbukti keberadaan mudah ditemukan. Hampir setiap daerah di Indonesia ada Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI. Bahkan, di wilayah kecamatan yang terpencil pun pelayanan bisa didapatkan. Hal ini menunjukkan bank pemerintah memberikan layanan ke semua masyarakat. 

Kelompok yang jadi perhatian utama BRI adalah UMKM dan juga usaha ultra mikro. Kenapa? Karena segmen ini jumlahnya banyak,  menurut data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) per Mei 2022 terdapat 65 juta atau 99,9% dari total usaha yang ada di Indonesia 

Penambahan UMKM dan ultra mikro entah itu jumlah ataupun jenisnya akan selalu pesat terutama semenjak era digital. Jangan heran, keberadaannya ada di pelosok negeri, kadangkala ciri khas suatu daerah dilahirkan dalam bentuk produk. Terlihat bahwa keberadaan mereka berperan dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. 

UMKM dan ultra mikro dianggap memiliki kemampuan untuk bertahan di tengah persaingan bisnis yang sengit dan krisis ekonomi yang dihadapi suatu negara. Namun, mereka punya beberapa masalah dalam menjalankan usahanya seperti kurangnya pengetahuan cara mengembangkan bisnis, kurangnya inovasi, kurangnya pemahaman mengenai pemasaran digital dan kurangnya pemodalan.

Dari kesemua itu yang paling dominan adalah kendala permodalan. Kurangnya modal membuat kegiatan usaha terhambat dan mengurangi pemasukan sehingga pelakunya usaha ingin mengambil pinjaman dari bank dan non bank, tapi sayangnya seringkali gagal karena tidak memenuhi persyaratan bank. Akhirnya, usaha mereka macet dan terpaksa gulung tikar.

BRI memahami hal ini dengan memberikan kemudahan dalam peminjaman. Suku bunga yang rendah diberi untuk KUR sehingga terjangkau bagi pelaku UMKM dan ultra mikro. Bank ini hadir sebagai pahlawan UMKM.

Adaptasi kemajuan zaman dengan transformasi digital

Mengelola perubahan tidak mudah bahkan dilematis, di satu sisi akan mengorbankan zona nyaman yang telah ada, akan ada ketidaksiapan internal selain itu butuh sumbernya daya yang mumpuni. Sebab hasilnya tidak langsung nampak pada hari itu, ada jangka waktu dan biasanya panjang. Maka dari itu, dibutuhkan pimpinan yang kuat dan berada didalam proses transformasi.

Dalam melaksanakan transformasi culture, konsep yang digunakan adalah BRI One Culture yang terdiri dari Core Values AKHLAK, BRILian Beliefs, dan BRILiaN Ways. Kesemua ini akan mendorong pencapaian kinerja perusahaan.

Sementara itu untuk pelaksanaan transformasi digital menggunakan tiga pilar yang akan menghasilkan produk baru dari BRI. Adapun ketiga pilar itu Digitizing Core,  Digital Ecosystem dan New Digital Proposition.

Transformasi digital BRI untuk Indonesia 

Digitalisasi BRI menggunakan 3 pilar yang saling bekerjasama dan mendukung. Pilar pertama Digitizing Core atau digitalisasi proses bisnis, memiliki tujuan meningkatkan produktivitas dan terfokus pada efisiensi. Hasil yang nampak adalah aplikasi super Apps BRImo, BRISpot, BRILink, BRISPOT,  SenyuM Mobile,  BRISTARS dan BRISMART.

Pilar kedua dari perubahan yang dilakukan bernama Digital Ecosystem.   Penyiapan platform layanan keuangan bagi nasabah sebagai strategi meningkatkan likuiditas yang sehat, serta sumber pertumbuhan yang baru. Adapun ekosistemnya BRIMOLA, Junio Smart , PARI.

BRI melakukan inovasi teknologi finansial atau New Digital Proposition, bentuk pendekatan digital secara penuh dan bisnis model baru yang dapat memberikan layanan kepada nasabah lebih cepat, lebih baik, dan lebih efisien.  Pada pilar ketiga produknya CERIA, BRI Digital Saving, dan BRIGuna Digital.

Kendala dalam penerapan transformasi digital dan upaya mengatasinya

Hasil inovasi kecerdasan buatan berbasis data BRI bernama BRIBrain. Menurut
Direktur Digital, Teknologi, Informasi, dan Operasi BRI Indra Utoyo" BRIBrain menjadi “otak” BRI dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat dan presisi untuk meningkatkan kualitas produk serta layanan yang ditawarkan oleh aplikasi-aplikasi BRI".

Teknologi yang dikembangkan sangat dibutuhkan untuk memudahkan pemenuhan berbagai kebutuhan nasabah. Di dalamnya tersimpan segala informasi nasabah dari berbagai sumber. Demikian terobosan untuk menjawab perubahan zaman. Inilah wujud inovasi BRI untuk Indonesia. 

Digitalisasi tidak selalu berjalan mulus ada kendala yaitu tidak semua nasabah melek digital. Strategi bank pemerintah tertua ini dengan memberikan layanan hybrid, pengkombinasian layanan digital dan manual. Terlihat BRI tidak memaksakan digital kepada masyarakat, mereka menggiring digitalisasi secara perlahan melalui agen BRILINK. 

Agen BRILink adalah perpanjangan tangan BRI dalam memberikan Layanan Keuangan Tanpa Kantor alias Laku Pandai. Mereka ini tersebar di 59.205 desa dan jumlah agen sebanyak 666.000 orang. Data ini diambil paruh pertama tahun 2023, akan ada peningkatan terus. 

Agen BRILink akan tetap bekerja dihari libur sehingga masyarakat tetap bisa menggunakan fitur yang disediakan seperti pembayaran tagihan listrik, air, iuran BPJS, telepon, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, top-up BRIZZI, setoran pinjaman, memberikan layanan referral pembukaan rekening tabungan BSA dan pinjaman, serta transaksi lainnya.

Hadirnya agen BRILink tidak hanya memudahkan bank tertua di indonesia dalam memberikan layanan digitalisasi  tapi juga memberikan keuntungan. Selama bulan Januari – Juni 2023 telah tercapai transaksi sebesar Rp675,8 triliun. Dan bila dihitung per tahun mereka telah menghasilkan Rp1.300 triliun dengan fee based income sebesar Rp 1,4 triliun.

Upaya transformasi BRI berhasil mendatangkan laba dan produk yang memudahkan dalam transaksi keuangan. Salah satu produk yang melejit adalah  BRIMO. Sejak diluncurkan Februari 2019, super Apps ini bertumbuh 73,8 persen per tahun . Data hingga akhir Oktober 2023 telah digunakan oleh 30,4 juta pengguna. Transaksi yang dilakukan  di BRIMO Rp 2,46 triliun

Penutup 
BRI untuk Indonesia bertransformasi untuk terus berkembang menjawab tantangan serta kebutuhan zaman. Memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal dengan biaya seefisien mungkin melalui go smaller, go shorter dan go faster.

No comments:

Post a Comment

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung